Alat pengarangan sampah organik karya inovatif Ahmad Candra Kharisma dan Taufik Imanudin mahasiswa Teknik Elektro Fakultas Teknik (FT) UNTAG Surabaya. Alat ini digunakan untuk pembuatan briket arang sampah organik yang ramah lingkungan dan proses pengarangan tidak membutuhkan waktu lama.
Kepada warta17agustus.com, Ahmad menjelaskan, ide membuat alat pengarangan sampah organik tersebut didapatkan ketika melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Pakel Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang pada bulan Agustus 2015.
“Salah satu program KKN kemarin itu adalah pembuatan briket arang sampah organik guna pengolahan sampah organik agar bisa dimanfaatkan lagi sekaligus sebagai produk unggulan UKM Desa Pakel,” papar Ahmad, Jum’at (26/1/2016).
Briket arang sampah organik, lanjut dia, merupakan bahan bakar alternatif yang bahan bakunya mudah dan bisa dijadikan produk unggulan UKM. Dalam membuat briket arang sampah organik memerlukan beberapa tahap, mulai dari pengarangan, penumbukan, pencampuran, pencetakan, dan pengeringan.
“Pada proses pengarangan sampah organik secara tradisional membutuhkan waktu 9 jam dalam satu drum sampah, maka dari itu dibutuhkan alat pengarangan sampah organik yang lebih modern untuk mempercepat proses pengarangan,” jelas Ahmad, mahasiswa yang berdomilisi di Jl. Brawijaya No. 174 Mojokerto.
Sementara itu, alat pengarangan sampah organik yang dibuat dua mahasiswa Teknik Elektro ini mempunyai dua rangkaian penting yaitu rangkaian pemanas induksi dan rangkaian pengaturan kecepatan motor. Pada rangkaian pemanas induksi diletakan pada bawah pipa pengarangan karena pada posisi tersebut dapat memudahkan penempatan lilitan induksi pada pipa pengarangan
Pada kesempatan yang sama Taufik Imanudin mengatakan, alat pengarangan sampah organik ini ada beberapa komponen yaitu pemanas induksi, motor dc, dan motor ac yang masing-masing memerlukan daya yang besarnya berbeda-beda dan bila dirangkai menjadi kesatuan maka daya dari alat ini adalah 326,5 watt.
“Waktu yang dibutuhkan dari mulai memasukan sampah organik ke alat pengarangan sampah organik hingga keluar menjadi arang yaitu 16 menit. Alat pengarangan sampah organik ini dapat menghasilkan serpihan arang daun sebanyak 270 gram per 30 menit,” ungkap Taufik.
Taufik berharap alat yang mereka buat dapat mempercepat proses pengarangan sampah organik. Dengan pengontrolan suhu yang tepat pada proses pengarangan sampah organik maka didapatkan efisiensi. “Alat ini juga ramah lingkungan dan dapat mengurangi masalah sampah yang setiap harinya semakin menumpuk,” tutupnya.
Untag Surabaya || Fakultas Teknik Untag Surabaya || SIM Akademik Untag Surabaya || Elearning Untag Surabaya